PASURUAN, Jurnalisindependen.co.id – Beredar rumor dilapangan belakangan ini terkait dengan kegaduhan pada anggota Koperasi Guru Lekok (KGL) di wilayah kecamatan Lekok, kabupaten Pasuruan, koperasi yang telah lahir di tengah-tengah guru ini telah bergulir sejak tahun 1982, kini menyeruak. Ia menyebut, setelah para anggota koperasi mengeluhkan dana simpanan mereka yang diduga tak kunjung dicairkan sampai sekarang.
Kasus yang mencuat dari isu kabar yang berhembus dilapangan beberapa waktu lalu ini melibatkan dugaan raibnya dana para anggota koperasi dengan nilai ditaksir mencapai Rp 1,6 Miliar rupiah, yang diduga dilakukan oleh oknum pengurus koperasi tersebut.
Situasi ini membuat publik bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi dengan koperasi KGL yang dikenal sebagai salah satu lembaga keuangan terutama para anggota guru se kecamatan Lekok, yang telah mempercayakan tabungan mereka ke koperasi ini. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, kepercayaan itu mulai goyah setelah Beredar rumor dari beberapa para anggota koperasi KGL, bahwasanya tabungan para anggota tak bisa lagi dicairkan.?
Seperti yang dialami oleh salah satu anggota koperasi (KGL) yang berinisial (FA), mengaku menyimpan dana sebesar Rp 15 juta dalam bentuk tabungan. Masalah mulai muncul sejak ramadhan lalu ketika ia berniat menarik sebagian simpanan namun tak kunjung dicairkan oleh pihak pimpinan koperasi (KGL).
“Awalnya berjalan normal. Tapi waktu saya mau ajukan penarikan tak kunjung dicairkan sampai sekarang oleh pengurus,”ujarnya kepada awak media. Kamis (26/6/2025).
Keluhan serupa juga datang dari (AM), anggota KGL yang juga menyetor dana sebesar Rp 30 juta yang mempercayakan tabungan mereka ke koperasi guru Lekok (KGL) ini. Namun, dalam beberapa bulan sebelumnya, kepercayaan mulai goyah seiring banyaknya laporan bahwa tabungan para anggota tak bisa dicairkan. Hingga (AM) kehilangan nyawa diduga karena depresi,
“Setelah mendapat banyaknya laporan bahwa tabungan para anggota tak bisa dicairkan, anggota koperasi yang berinisial (AM) jatuh sakit hingga meninggal dunia akibat dana Rp 30 juta tak kunjung dicairkan,”ungkap rekan dari anggota koperasi yang tidak mau disebutkan namanya kepada awak media.
Disisi lain, para anggota koperasi juga mengungkapkan kekecewaan ketidakpuasan terhadap situasi yang menimpa koperasi KGL ini atas ketidakjelasan pengembalian uang yang telah mereka setorkan.
“Jangankan keuntungan, modal saja tidak jelas nasibnya. Karena itu kami minta kepastianya,”imbuhnya
Sementara itu, ketua koperasi KGL yang berinisial (SN) belum bisa dimintai keterangan, yang selanjutnya awak media mendatangi Suwono selaku bendahara koperasi KGL. Kepada awak media tidak membantah kabar hilangnya dana tersebut. Dalam keterangannya Pihaknya mengatakan
“Dana tersebut itu di pakai dari semua anggota koperasi, khususnya yang berperan sebagai guru se kecamatan Lekok” jawab Suwono selaku bendahara koperasi dengan singkat. Sabtu, (28/6/25)
Pihaknya juga mengatakan akan mempertemukan antara pihak yang mempunyai dana dan peminjam hutang akan segera ditemukan. Namun, kapan waktunya masih dijadwalkan. “Kami mencoba memfasilitasi dengan mempertemukan dengan pihak anggota koperasi KGL dalam Minggu ini, supaya pihak yang meminjam uang segera untuk dikembalikan,” terangnya. (NA)